Sabtu, 02 September 2023 08:59

Sapma PP Tantang APH Usut Pungutan 'Aneh' yang Bikin Kepala Lembang di Torut Meradang

Chong Len Fat
Chong Len Fat

Chong Len mengatakan, dalam DPA lembang, tak ada rencana dua even tersebut.

TORUT, PEDOMANMEDIA - Ketua Sapma Pemuda Pancasila (PP) Toraja Utara Chong Len Fat meminta aparat penegak hukum mengusut pungutan yang dibebankan kepada kepala lembang untuk membiayai even lomba paduan suara dan turnamen Bupati Cup. Chong Len menilai pungutan ini perlu ditelisik karena terkesan aneh.

"Aneh kedengarannya. Ada even berskala daerah yang menjadi tanggung jawab pemda, tapi justru dibebankan kepada kepala lembang. Menurut saya ini perlu dipertanyakan," terang Chong Len, Sabtu (02/09/2023/).

Menurutnya, pemerintah daerah seharusnya tak membebankan biaya kegiatan kepada kepala lembang. Apalagi, mereka sdah secara terbuka menyampaikan tak punya anggaran untuk dua even itu.

Baca Juga

"Karena itu saya menantang APH dalam hal ini kepolisian dan kejaksaan agar mereka mengusut kasus ini. Karena saya lihat di sini ada potensi pelanggaran hukum," kata Chong Len Fat.

Tak hanya itu, dia juga mempertanyakan urgensi kegiatan itu. Chong Len mengatakan, dalam DPA lembang, tak ada rencana dua even tersebut.

Dana lembang telah dialokasikan secara detail per kegiatan. Anggaran lembang tidak mungkin bisa dialihkan pada kegiatan yang tidak masuk DPA.

"Selama ini karena dana-dana di lembang dan kelurahan itu sudah ada jalan. Na dari mana mereka ambilkan dananya untuk digunakan membayar kegiatan tersebut. Dan saya lihat di sini besar kemungkinan kepala lembang di Toraja Utara sama halnya diajar caranya korupsi. Karena sesuatu yang tidak ada dalam DPA namun mereka disuruh membayar sementara kasian masi ada gaji kepala lembang yang sampai saat ini belum dibayar lunas," beber Chong Len Fat.

Chong mengatakan, dari informasi yang ia himpun, pembayaran dipungut bervariasi dari Rp10 juta hingga Rp15 juta. Kemungkinan sebut Chong, ada yang dikenai pungutan lebih dari itu.

Sebelumnya, sejumlah kepala Lembang di Kecamatan Sopai Kabupaten Toraja Utara memprotes pungutan yang dibebankan pemerintah daerah kepada mereka. Para kepala lembang dimintai setoran senilai Rp10 juta untuk membiayai dua kegiatan, yakni Bupati Cup dan lomba paduan suara. 

Rinciannya, untuk Bupati Cup mereka dimintai setoran sebanyak Rp2 juta dan paduan suara sebanyak Rp8 juta. Pungutan ini disetor para kepala lembang melalui Camat Sopai Paulina Ruru Banne.

"Jujur pak kami sekarang lembang dan lurah tidak setuju. Karena kami disuruh bayar kegiatan Bupati Cup Rp2.000.000 dan kegiatan paduan suara Rp8 juta. Sementara di dalam DPA kami tidak ada. Di mana kami mau ambilkan untuk dipakai bayar itu. Harusnya Pak Bupati (Yohanis Bassang alias Ombas) memikirkan itu. Jangan asal suruh menyetor," kata salah satu kepala lembang yang enggan disebut namanya, Rabu (30/8/2023).

Ia mempertanyakan legalitas pungutan itu. Jika perlu katanya diusut oleh aparat penegak hukum karena diduga ada permainan di dalamnya.

"Besar harapan kita agar dana ini bisa diusut penegak hukum karena jangan sampai ada yang memperoleh keuntungan dari kegiatan ini sementara kami kepala lembang dan lurah mejertit. Uang sebanyak itu mau ambilkan dari mana," ungkapnya.

Sementara gaji sebagai kepala lembang sampai sekarang belum dibayar lunas. Ini berbanding terbalik dengan tugas yang dibebankan pemerintah daerah.

"Jujur sampai sekarang gaji kami belum dibayar lunas. Sementara kegiatan fisik kurang sekali karena kebanyakan untuk kegiatan bantuan langsung tunai. Jadi kami pusing ini dengan kegiatan yang tiba-tiba muncul," bebernya.

Camat Sopai Paulina Ruru Banne yang dimintai konfirmasi membenarkan adanya pungutan yang dibebankan kepada kepala lembang dan lurah. Ia mengklaim kegiatan ini telah berlangsung sejak lama.

"Ia benar ada dua kegiatan yang dibiayai yakni kegiatan Bupati Cup Rp1 juta. Bukan Rp2 juta. Dan kegiatan paduan suara Rp8 juta dan ini sudah lama berlangsung," kata Paulina.

Paulina juga mengatakan bahwa anggaran tersebut tidak bisa dianggarkan di dana desa. Melainkan diambil dari pendapatan asli lembang (PAL).

"Kenapa mereka pusing na itu dananya diambilkan di dana PAL. Kalau ada pesta gampang sekali ji. Apalagi ini kepentingan bersama karena dana itu kita gunakan untuk pembelian hadiah, dan biaya makan minum peserta," tukasnya.

 

Penulis : Andarias Padaunan
Editor : Muh. Syakir
#Pemkab Torut
Berikan Komentar Anda