450 TNI Dikirim ke Intan Jaya, Theo: Hanya Mempercepat Kemerdekaan Papua Barat

Theo menjelaskan, penyelesaian kasus hak asasi manusia (HAM) di Papua belum diselesaikan secara serius.Kehadiran aparat di Papua akan menambah kasus HAM. Buktinya sejumlah kasus kekerasan sebelumnya belum dituntaskan secara serius.
PAPUA, PEDOMANMEDIA - Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hasegem angkat bicara mengenai 450 prajurit Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha akan bergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG. Ia menilai hanya membuang anggaran dan mempercepat kemerdekaan Papua.
Diketahui, mereka akan melaksanakan tugas selama 9 bulan di wilayah Intan Jaya yang dipimpin Danyonif Letkol Inf Arfa Yudha Prasetya selaku Dansatgas menggantikan Yonif Raider 400/BR yang berakhir masa tugasnya.
Melalui keterangan tertulis Theo mengatakan, kehadiran aparat di Papua Intan Jaya mempercepat Papua merdeka.
"Pemerintah Indonesia kirim aparat dalam jumlah banyak justru banyak sorotan dari luar negeri dan justru mempercepat Papua Merdeka," jelasnya.
Ia menjelaskan, penyelesaian kasus hak asasi manusia (HAM) di Papua belum diselesaikan secara serius.
"Kehadiran aparat di Papua akan menambah kasus HAM. Buktinya sejumlah kasus kekerasan sebelumnya belum dituntaskan secara serius," tegas Hesegem.
"Contoh pembunuhan terhadap warga sipil di Intan Jaya. Seorang Pendeta saja dibunuh oleh aparat namun kasus belum diselesaikan," tambahnya.
Ia menilai, Pemerintah Indonesia mengirim aparat dalam jumlah banyak ke Papua akan merusakan keutuhan Indonesia sebab banyak anggaran negara disedot hanya untuk membiayai akomodasi personel ke Papua.
"Sementara, utang negara sampai akhir Oktober 2020 sebesar Rp5.877,71 triliun.. Pemerintah pusat kirim aparat yang berlebih ke Papua akan mempercepat kemerdekaan Papua," tegasnya.
Diketahui, pada Selasa, 2 Februari 2021 450 prajurit Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha dikirim ke Intan Jaya. Kehadiran aparat di Intan untuk menghadapi Tentara Pembebasan Nasional Papua (TPNPB).