Kamis, 03 April 2025 15:18

Reaksi Dunia Usai Trump Naikkan Pajak Impor: Uni Eropa Akui Berat, China Melawan

Ilustrasi (int)
Ilustrasi (int)

Beijing menentang keras tarif baru untuk ekspornya dan berjanji melakukan tindakan balasan

WASHINGTON DC, PEDOMANMEDIA - Sejumlah negara memberikan reaksi usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif pajak impor. Uni Eropa mengaku terdampak cukup berat, sementara China menyiapkan perlawanan.

Dilansir BBC dan AFP, Kamis (3/4/2025), Trump menyebut kebijakannya itu sebagai tarif timbal balik. Dia mengatakan barang-barang AS telah dikenai tarif yang tidak adil di berbagai negara sehingga sudah saatnya AS mengenakan tarif yang setara.

Dia mengatakan uang yang dihasilkan dari tarif baru itu akan digunakan untuk mengurangi pajak warga AS dan membayar utang AS. Trump juga menunjukkan bagan berjudul 'Tarif Timbal Balik' yang memiliki tiga kolom.

Baca Juga

Kolom pertama adalah daftar negara, kolom kedua merupakan besaran tarif yang dikenakan suatu negara terhadap barang-barang dari AS dan kolom ketiga berisi tarif balasan yang dikenai AS terhadap negara tersebut.

"Mereka mengenakan biaya kepada kami, kami mengenakan biaya kepada mereka. Bagaimana mungkin ada orang yang marah?" katanya dilansir BBC.

Berikut ini reaksi internasional sejauh ini:

China

Beijing menentang keras tarif baru untuk ekspornya dan berjanji melakukan tindakan balasan untuk melindungi hak dan kepentingannya sendiri. Trump sebelumnya mengumumkan tarif yang sangat keras sebesar 34 persen untuk China, salah satu mitra dagang terbesarnya, sementara tarif dasar 10 persen untuk semua negara juga berlaku. Tarif tersebut merupakan tambahan dari tarif 20 persen yang diberlakukan bulan lalu.

China menganggap Tarif tersebut tidak mematuhi aturan perdagangan internasional. China mendesak Washington untuk segera membatalkannya dengan peringatan bahwa tarif tersebut membahayakan pembangunan ekonomi global.

Uni Eropa

Pemimpin Uni Eropa Ursula von der Leyen menganggap tarif dari Trump merupakan pukulan telak bagi ekonomi dunia kata .

"Tampaknya tidak ada ketertiban dalam kekacauan ini. Tidak ada jalan yang jelas melalui kompleksitas dan kekacauan yang sedang terjadi karena semua mitra dagang AS terkena dampaknya," katanya.

Setelah tarif 20 persen pada ekspor UE ke AS, dia mengatakan Brussels bersiap untuk tindakan balasan lebih lanjut.

"Belum terlambat untuk mengatasi masalah melalui negosiasi," ujarnya.

Jerman

Asosiasi Industri Otomotif Jerman mengatakan tarif tersebut hanya akan menciptakan pihak yang kalah dan mendesak UE untuk bertindak dengan kekuatan yang diperlukan sambil terus mengisyaratkan kesediaannya untuk bernegosiasi.

Industri kimia Jerman, yang menganggap AS sebagai pasar ekspor terbesarnya mendesak UE untuk tetap tenang dan menekankan eskalasi hanya akan memperburuk situasi.

Jepang

Menteri Perdagangan Jepang Yoji Muto mengatakan tarif 24 persen pada ekspor Jepang ke AS sangat disesalkan. Dia mendesak AS membatalkan hal itu.

"Dan saya sekali lagi dengan tegas mendesak (Washington) untuk tidak menerapkannya ke Jepang," ujarnya.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan tarif tersebut dapat melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia dan perjanjian perdagangan kedua negara.

India

Kepala eksekutif Federasi Organisasi Ekspor India, Ajay Sahai, mengatakan tarif 26 persen tersebut akan merugikan permintaan untuk ekspornya. Dia mengatakan negara-negara pesaing seperti China dan Vietnam telah terpukul lebih keras, yang membuka ruang bagi India untuk mendapatkan pangsa pasar.

"Tarif yang dikenakan pada India jelas tinggi dan lebih tinggi dari yang diharapkan," katanya.

 

Editor : Muh. Syakir
#Pajak impor AS #Perang Dagang AS-China #Presiden AS Donald Trump
Berikan Komentar Anda
Epaper
Cover Epaper
Populer