Petani di Bone Keluhkan Harga Kakao Anjlok

Kala itu, penurunan harga kakao diduga dipicu oleh berbagai hama yang menyerang kakao.
BONE, PEDOMANMEDIA - Harga biji kakao kering di Kabupaten Bone Sulsel anjlok saat banyak petani bersemangat menanam kakao (coklat). Sebelumnya, harga kakao di daerah ini alami kenaikan drastis usai banyak petani menebang tanaman kakaonya.
"Harga kakao anjlok di harga Rp40- 50rb per kg. Sebelumnya Rp80- Rp100 ribuan per kg. (Saat ini banyak petani menanam kakao)," ungkap salah satu petani di Bone, Tang kepada PEDOMANMEDIA, Rabu (8/10/2025)
Lebih lanjut Tang mengatakan, dirinya bersama petani lainnya tidak mengetahui apa yang menyebabkan harga kakao menjadi anjlok. Padahal kata dia, kualitas kakao masih sama pada saat harga Rp100 ribuan per kg.
Hal senada disampaikan petani lainnya. Kendati harga kakao anjlok, mereka mengaku tetap akan melanjutkan menanam kakao sebagai persiapan jangka panjang di kebunnya.
Menurut mereka, soal harga kakao, relatif cepat saat akan alami penurunan harga dan cendrung lambat saat akan mengalami kenaikan harga. Ke depan, mereka berharap, harga kakao dapat terus stabil khusus saat banyak petani panen kakao.
Informasi dihimpun menyebutkan, dalam beberapa bulan terakhir, banyak petani kembali menanam kakao di kebun yang sebelumnya ditanami jagung. Petani antusias menanam kakao karena harganya sangat menjanjikan.
Selain itu, adanya bantuan bibit kakao dari Pemerintah juga jadi faktor pendorong petani kembali antusias menanam kakao. Bahkan ada petani yang melakukan pembibitan kakao secara mandiri.
Informasi menyebutkan, bulan lalu, bibit kakao bantuan disalurkan kepada petani/kelompok tani yang tersebar di sejumlah kecamatan. Ratusan ribu bibit kakao disebut disalurkan ke petani.
Diberitakan sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir, petani di Bone menebang pohon kakao miliknya lantaran produksi makin minim atau bahkan sudah tidak produktif.
Petani Kakao mengeluhkan produksi kakao yang terus mengalami penurunan. Hal ini semakin memburuk sejak beberapa tahun terakhir.
Akibatnya, banyak petani memilih menebang tanaman kakaonya dan menggantinya dengan jagung. Sementara petani lainnya hanya bisa pasrah dengan keadaan tersebut.
Kala itu, penurunan harga kakao diduga dipicu oleh berbagai hama yang menyerang kakao, sehingga hasil panen kurang berkualitas, yang selanjutnya berdampak nilai jual rendah.
Adapun penurunan produksi buah kakao disinyalir karena tanaman kakao petani sudah usia lanjut dan terserang berbagai hama.