Sudah Telan Rp12 M, Proyek Pemagaran Bandara Toraja Mandek

Proyek ini bersumber dari dana APBN tahun 2020 sebanyak Rp12 miliar. Luas tanah yang dipagar 141 he dengan ketinggian pagar 2,4 meter
TATOR, PEDOMANMEDIA - Proyek pemagaran Bandara Toraja mendapat banyak sorotan setelah mandek sejak 2020. Proyek ini menelan anggaran fantastis. Rp12 miliar.
Kepala Bandara Toraja Anas Labakara mengungkapkan, proyek tak bisa dilanjut karena kekurangan anggaran. Dia mengakui proyek telah menelan Rp12 miliar namun angka itu belum mencukupi untuk menyelesaikan seluruh bagian pemagaran.
"Pemasangan pagar tahun lalu, tapi belum cukup anggaran untuk di pasang semua," bebernya, Senin (17/5/2021).
Anggaran proyek ini seluruhnya bersumber dari APBD. Proyek dikerjakan oleh PT Widya Rahmat Karya.
"Proyek ini bersumber dari dana APBN tahun 2020 sebanyak Rp12 miliar dengan luas tanah yang dipagar sebanyak 141 he dengan ketinggian pagar 2,4 meter," jelas Anas.
Anas belum bisa merinci lebih jauh kapan proyek ini akan berlanjut. Ia mengaku belum mendapatkan konfirmasi dari pemerintah pusat.
Bandara Toraja diresmikan Maret 2021. Bandara Toraja menjadi ikon baru daerah itu.
Ada tiga bupati Tana Toraja yang berperan besar dalam terwujudnya Bandara Toraja. Mereka menjadi peletak dasar ikon baru ini.
Ketiga bupati itu adalah Bupati JA Situru (2005-2010), Bupati Theofilus Allorerung, (2010-2015) dan Bupati Nicodemus Biringkanae (2015-2020). Mereka membelah 3 gunung dan 2 sungai untuk membuat landasan pacu (runway) dan box culvert.
Total anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 958 miliar (APBN). Ini belum termasuk APBD Provinsi Sulawesi Selatan dan APBD Kabupaten Tana Toraja. Bandara Toraja dibangun selama 15 tahun (2005-2020), dan diresmikan 18 Maret 2021.
Tentang Bandara Toraja
Bandara Toraja memiliki panjang runway 2.000 m x 30 m. Memiliki kapasitas taxiway 115 m x 15 m serta apron sepanjang 94,5 m x 67,5 m.
Secara detail Buntu Kunik juga memiliki panjang strip landasan 1.820 m x 100 m, pesawat operasi ATR 72 seri 500/600 serta gedung terminal luas seluas 1.152 m2 dan dapat menampung 45.000 penumpang per tahun.
Bandara ini juga dilengkapi parking lot untuk mobil yang bisa menampung 99 unit, motor 60 unit, serta mobil VIP 4 unit. Bandara Buntu Kunik akan melayani rute Toraja-Makassar PP oleh Wings Air (Rabu, Jumat, Minggu) dan Citilink (Senin, Kamis, Sabtu)
Pembangunan bandara berlangsung selama 4 tahun. Jangka waktu pembangunan, mulai pembangunan tahun 2011 - 2021, target RPJMN tahun 2015 - 2019 dan operasional 4 September 2020.
Anggaran bersumber dari APBN dalam 4 tahun. APBN 2012 Rp2.614.252.000 pekerjaan cut and fill dan di tahun yang sama Rp49.480.000.000 pekerjaan cut and fill.
Pada APBN 2013 menelan Rp40.000.000.000 pekerjaan cut and fill disusul APBN 2014 sebesar Rp59.140.260.000 pekerjaan cut and fill
APBN 2015 menghabiskan Rp83.96.260.000 pekerjaan tanah dan Rp15.789.090.000 pekerjaan dinding penahan tanah. APBN 2018 : Rp160.000.000.000 pekerjaan borpile and box culvert
APBN 2019 menelan Rp250.000.000.000 pekerjaan borpile and box culvert dan APBN 2020 Rp170.000.000.000 pekerjaan terminal sisi darat dan runway 1600 Meter.