Kamis, 02 September 2021 18:33

Tidak Hanya Suap, Unsur Nepotisme Pengangkatan Edy Rahmat Digali KPK

Saksi Hikmawati, istri Edy Rahmat yang dihadirkan sebagai saksi oleh JPU KPK, Selasa (2/9/21). Ist
Saksi Hikmawati, istri Edy Rahmat yang dihadirkan sebagai saksi oleh JPU KPK, Selasa (2/9/21). Ist

Jabatan Edy Rahmat di Dinas PUTR Pemprov Sulsel tidak lepas dari peranan Nurdin Abdullah. Istri Edy, Hikmawati mengakui jika suaminya Edy mengaku jika NA memang berencana menariknya ke Makassar jika terpilih sebagai Gubernur Sulsel.

MAKASSAR, PEDOMANMEDIA - Unsur nepotisme pengangkatan Edy Rahmat sebagai sekretaris pada Dinas PUTR, Biro Barang dan Jasa Pemprov Sulsel turut dikejar KPK, Kamis (2/9/2021).

Tidak tanggung-tanggung KPK menghadirkan istri Edy Rahmat bernama Hikmawati untuk diperiksa keterangannya, dalam sidang lanjutan kasus suap dan gratifikasi proyek infrastruktur Sulawesi Selatan.

Dalam keterangannya, Hikmawati yang telah disumpah mengaku bahwa suaminya memang sempat bercerita bahwa pak Nurdin Abdullah jika terpilih menjadi Gubernur akan membawanya ke Makassar.

Baca Juga

"Waktu Pak Nurdin belum jadi Gubernur, sempat suami saya bilang akan dibawa kalau bapak terpilih jadi Gubernur," ujar Hikmawati.

Edy pun kemudian ke Makassar, sementara Hikmawati masih di Bantaeng. Kata Dia, dirinya masih bekerja pada Dinas Kesehatan.

"Saya di Dinas Kesehatan pak," ujarnya.

Dia bercerita, jika suaminya memang tidak pernah bercerita terkait masalah pekerjaan. "Suami saya memang tidak pernah cerita kalau soal pekerjaan pak, dia bilang, biar dia cerita saya katanya tidak akan mengerti," dalih Hikmawati.

Namun begitu sebelumnya Edy Rahmat yang dihadirkan dalam sidang Agung Sucipto sempat membeber. Bahwa dirinya bersama Ibu Sari Pudjiastuti memang ditarik oleh NA untuk bekerja di Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel.

Menurut Edy, dirinya pindah ke Pemprov lima hari setelah pelantikan Nurdin Abdullah sebagai Gubernur Sulsel yakni pada September 2018. Ia mengakui, kepindahannya tersebut merupakan inisiatif sendiri. Hanya saja ia mendapat dukungan penuh dari Nurdin Abdullah.

"Saya didukung Pak Gubernur, lebih baik pindah ke Makassar aja. Bantu-bantu saya urus jalan," kata Edy menirukan perkataan Nurdin Abdullah kala itu.

 

Penulis : Kheky
Editor : Muh. Chaidir
#Kasus Suap Nurdin Abdullah #Nepotisme Nurdin Abdullah #Sidang NA #Pengadilan Negeri Makassar #Edy Rahmat
Berikan Komentar Anda