Selasa, 02 November 2021 09:09

Sulsel Hadapi La Nina di Akhir Tahun, BMKG Beri 'Alarm' Dini

Ilustrasi (int)
Ilustrasi (int)

Di wilayah Indonesia banyak terbentuk awan. Dan kondisi ini diprediksi bisa meningkatkan curah hujan sebagian besar wilayah tanah air.

MAKASSAR, PEDOMANMEDIA - Sulsel menjadi salah satu daerah yang berpotensi mengalami fenomena La Nina di akhir tahun. BMKG mengingatkan, La Nina bisa berkepanjangan dengan cuaca yang lebih ekstrem di awal tahun.

Di bulan Oktober, termasuk Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang sedang mengalami periode transisi atau peralihan musim. Dari musim kemarau ke musim hujan.

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini. Di mana pada periode peralihan musim ini, perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul, seperti hujan lebat, angin puting beliung, angin kencang. Meskipun periodenya singkat tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

Baca Juga

Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman meminta semua waspada terhadap fenomena La Nina. Ia mengatakan agar ini menjadi alarm bersama.

"Di Sulsel antisipasi kita dengan BPBD," kata Andi Sudirman Sulaiman, Selasa, 2 November 2021.

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, La Nina akan mengancam ketahanan pangan. Dua sektor yang dinilai akan sangat terdampak yakni sektor pertanian dan perikanan.

Oleh karena itu, kata Dwikorita, pemerintah harus memberi perhatian lebih pada dua sektor tersebut.

"Dampaknya akan mengancam ketahanan pangan karena berpotensi merusak tanaman akibat banjir, hama dan penyakit tanaman. Selain itu, mengurangi kualitas produk karena tingginya kadar air," ujar Dwikorita dalam keterangan resminya.

Sementara itu, pada sektor perikanan, pasokan ikan akan berkurang drastis akibat nelayan tidak bisa melaut.

Ia mengatakan, jika dipaksakan melaut maka hasil tangkapannya tidak akan maksimal karena tingginya gelombang. Kondisi ini juga akan mempngaruhi hasil laut di pasaran yang cenderung mahal.

Apa itu La Nina?

Dwikorita menjelaskan, La Nina merupakan fenomena mendinginnya Suhu Muka Laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur hingga melewati batas normalnya. Kondisi tersebut memengaruhi sirkulasi udara global yang mengakibatkan udara lembab mengalir lebih kuat dari Samudra Pasifik ke arah Indonesia.

Akibatnya, di wilayah Indonesia banyak terbentuk awan dan kondisi ini diprediksi bisa meningkatkan curah hujan sebagian besar wilayah tanah air.

Menurut Dwikorita, BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini terhadap ancaman datangnya La Nina jelang akhir tahun ini.

Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina yaitu sebesar -0.61 pada dasarian I Oktober 2021.

Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan Indonesia harus segera bersiap La Nina yang diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga akhir tahun.

Jika melihat kejadian La Nina 2020, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Januari, terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.

Untuk La Nina tahun ini, ujar Dwikorita, diprediksi relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.

Editor : Muh. Syakir
#Iklim La Nina #BMKG #Cuaca Ekstrem
Berikan Komentar Anda
Epaper
Cover Epaper
Populer