Lomba Gerak Jalan Pemda Torut hingga Malam Dikecam: Siksa Fisik Anak
![Pelajar SD se-Toraja Utara mengikuti lomba gerak jalan hingga malam hari](https://cdn.pedoman.media/imageresize/images/1000183401.jpg&width=800&height=600)
Cuplis juga menyoroti juri yang seharusnya memberikan nilai tetapi sudah meninggalkan lokasi sebelum kegiatan gerak jalan benar-benar selesai, sehingga banyak peserta yang kecewa tidak dinilai
TORUT, PEDOMANMEDIA - Tokoh masyarakat Julianto Mapaliey yang akrab disapa Cuplis mengecam lomba gerak jalan perayaan peringatan 17 Agustus yang diselenggarakan Pemerintah Daerah (Pemda) Torut hingga malam hari. Cuplis menyebut kegiatan ini menyiksa fisik anak-anak yang berpartisipasi.
"Ini kan terkait dengan perayaan 17 Agustus, sah-sah saja orang gerak jalan. Cuma yang perlu disikapi masalah waktu, harusnya panitia memperkirakan jangan selesai sampai larut malam, kasihan anak SD ada yang dari pelosok sudah siapkan dirinya datang jam 5 subuh sampai jam setengah 9 malam belum kelar," kesal Cuplis kepada PEDOMANMEDIA, Selasa (30/07/2024).
Cuplis yang juga Caleg terpilih DPRD Toraja Utara periode 2024-2029 menjelaskan jika perayaan peringatan 17 Agustus yang digelar hari kedua kemarin seharusnya hikmahnya yang harus dilihat bukan seberapa besar dan seberapa banyak orang yang mengikuti.
"Ini kan antusiasnya masyarakat dan pelajar untuk merayakan, cuman fisik mereka disiksa, kasihan mereka ini masih anak-anak loh sampai ada yang kelaparan sambil menunggu di lapangan karena tidak ada tempat berteduh. Harusnya kita kembali ke model pak Kalatiku lah, perayaan kan hikmahnya yang kita ambil bukan meriahnya. Di jamannya pak Kalatiku dulu kan tiap Kecamatan ada kuota kecamatannya, jangan dibawa langsung pusatkan ke kota bikin kemacetan parah setiap hari," keluh dia.
Cuplis juga menyoroti juri yang seharusnya memberikan nilai tetapi sudah meninggalkan lokasi sebelum kegiatan gerak jalan benar-benar selesai, sehingga banyak peserta yang kecewa tidak dinilai.
"Kebetulan saya juga menonton kemarin, banyak orang tua mengeluh untuk apa mempersiapkan diri jauh-jauh sebelumnya kalau kami tidak dinilai. Ada yang bilang satu bulan lalu kami sudah latihan siapkan pakaian kami, tapi kami tidak dinilai buat apa, panitianya kurang persiapan," bebernya.
Cuplis juga mempertanyakan perayaan 17 Agustus yang dipercepat Pemda digelar di Juli, padahal biasanya di seluruh daerah HUT Kemerdekaan disemarakkan di bulan Agustus.
Cuplis menduga rangkaian perayaan HUT Kemerdekaan itu dipercepat karena kepentingan politik Bupati Yohanis Bassang menjelang Pilkada 2024. Apalagi lanjut Cuplis, Yohanis Bassang akan mundur sebagai bupati sebelum mendaftarkan diri sebagai calon Bupati ke KPU Toraja Utara pada Agustus nanti.
"Jadi mungkin itu dipercepat karena Yohanis Bassang akan sibuk di Agustus mengurus dirinya yang akan maju kembali di Pilkada," ungkap Cuplis
Cuplis yang juga mantan Anggota DPRD Toraja Utara ini merasa kasihan dengan gerak jalan kemarin (Senin 29 Juli) khusus bagi pelajar SD, dan hari ini (30 Juli) khusus pelajar SMP.
"Yang kemarin itu banyak orang yang kasihan lihat anak-anak masih SD gerak jalan sampai malam hari," sedinya.