Penjelasan BPOM Soal Vaksin AstraZeneca yang Lagi Ramai Disetop di Eropa
BPOM masih berkomunikasi dengan SAGE) dan WHO terkait masalah AstraZeneca. Di RI AstraZeneca belum didiatribusikan.
JAKARTA, PEDOMANMEDIA - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) angkat bicara terkait maraknya penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca di Eropa. BPOM mengklaim AstraZeneca yang disetop di Eropa berbeda dengan yang dipasok ke Indonesia.
"Nomor batch yang ditangguhkan di Eropa berbeda dengan nomor batch yang masuk ke Indonesia saat ini. Data mutu sudah kita lihat dan itu menjadi pertimbangan dalam pengeluarkan EUA," jelas Kepala BPOM Penny K Lukito saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (15/3/2021).
Penny menyebutkn, BPOM masih berkomunikasi dengan The Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) dan organisasi kesehatan dunia (WHO) terkait masalah tersebut. Saat ini, terdapat 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang masuk Indonesia melalui fasilitas COVAX masih belum didistribusikan.
Selain melalui jalur multilateral dengan fasilitas COVAX, Indonesia juga akan mendatangkan vaksin AstraZeneca melalui jalur bilateral. Vaksin yang akan masuk melalui jalur bilateral saat ini masih menjalani proses bridging analysis karena diproduksi di Thailand.
"Perlu ada tambahan bridging analysis yang masih akan diberikan pada sekitar April 2021. Comparability study namanya," jelas Penny.
Sehari sebelumnya produsen AstraZeneca membantah vaksin yang mereka produksi memiliki efek serius yang bisa menyebabkan pembekuan darah. Mereka menyebut AstraZeneca memiliki tingkat keamanan tinggi.
"Kajian hati-hati terhadap seluruh data keamanan yang ada pada lebih dari 17 juta penerima vaksin di Uni Eropa dan Inggris dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca menunjukkan tidak ada bukti peningkatan risiko embolisme paru, deep vein thrombosis atau thrombocytopenia, pada kelompok umur manapun, gender, batch, maupun negara tertentu," sebut AstraZeneca dikutip dari Reuters, Senin (15/3/2021).
AstraZeneca mengklaim laporan dari beberapa negara Eropa atas penghentian sementara penggunaan vaksin, dinilai terlalu prematur. Penghentian itu lebih karena upaya penelitian lanjutan dari negara bersangkutan.
Sejauh ini negara-negara pengguna masih harus meneliti untuk membuktikannya. Selain itu, WHO juga belum mengeluarkan peringatan bahaya atas AstraZeneca.
Sementara itu Indonesia memilih tak mengikuti langkah negara-negara Eropa. Indonesia akan melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca.
P
Pekan lalu setelah Denmark, Norwegia dan Islandia, beberapa negara di belahan Eropa lainnya juga menyetop penggunaan vaksin AstraZeneca. Vaksin ini diobservasi telah memberi efek serius pada sejumlah pasien.
Empat negara Eropa yang menyetop penggunaan AstraZeneca pekan lalu adalah Estonia dan Latvia. Lithuania, dan Luksemburg juga turut menangguhkan penggunaan vaksin tersebut karena banyaknya laporan efek samping yang tidak biasa.
Sejumlah pakar di Eropa tetap merekomendasikan penghentian sementara. Penghentian untuk memberikan kesempatan kepada otoritas negara masing-masing melakukan penelitian.
AstraZeneca perusahaan Inggris-Swedia yang mengembangkan vaksin Covid-19 bersama Universitas Oxford membela keamanan produknya. Inggris yang gencar melakukan vaksinasi dengan vaksin Covid-19 AstraZeneca juga menyebutnya aman dan efektif.