Bandara Toraja, Ikon Baru, dari Amping Situru, Theofilus hingga Nicodemus

Bandara Toraja adalah ikon baru pariwisata. Hadirnya bandara ini kembali membangkitkan industri pariwisata Toraja.
TATOR,PEDOMANMEDIA - Ada tiga bupati Tana Toraja yang berperan besar dalam terwujudnya Bandara Toraja. Mereka menjadi peletak dasar ikon baru ini.
Ketiga bupati itu adalah Bupati JA Situru (2005-2010), Bupati Theofilus Allorerung, (2010-2015) dan Bupati Nicodemus Biringkanae (2015-2020). Mereka membelah 3 gunung dan 2 sungai untuk membuat landasan pacu (runway) dan box culvert.
"Tiga bupati ini punya peran besar. Merekalah peletak dasar, penggagas hingga perintis terwujudnya Bandara Toraja," ujar Kristian HP Lambe,
Ketua Bapemperda DPRD Tana Toraja dalam keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).
Total anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 958 miliar (APBN). Ini belum termasuk APBD Provinsi Sulawesi Selatan dan APBD Kabupaten Tana Toraja. Bandara Toraja dibangun selama 15 tahun (2005-2020), dan diresmikan 18 Maret 2021.
Menurut Kristian, Bandara Toraja adalah ikon baru pariwisata. Hadirnya bandara ini kembali membangkitkan industri pariwisata Toraja.
"Pariwisata kita kembali bergairah. Leading sektor lainnya menyesuaikan secara integratif dan bersinergi menopang industri pariwisata sebagai destinasi global. Masyarakat Toraja harus menikmatinya," jelas Kristian.
Ia menyebutkan, Toraja masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) “Wonderful Toraja”. Tahun ini diharapkan kembali menjadi langkah awal setelah serangan pandemi setahun terakhir.
Tentang Bandara Toraja
Bandara Toraja memiliki panjang runway 2.000 m x 30 m. Memiliki kapasitas taxiway 115 m x 15 m serta apron sepanjang 94,5 m x 67,5 m.
Secara detail Buntu Kunik juga memiliki panjang strip landasan 1.820 m x 100 m, pesawat operasi ATR 72 seri 500/600 serta gedung terminal luas seluas 1.152 m2 dan dapat menampung 45.000 penumpang per tahun.
Bandara ini juga dilengkapi parking lot untuk mobil yang bisa menampung 99 unit, motor 60 unit, serta mobil VIP 4 unit. Bandara Buntu Kunik akan melayani rute Toraja-Makassar PP oleh Wings Air (Rabu, Jumat, Minggu) dan Citilink (Senin, Kamis, Sabtu)
Pembangunan bandara berlangsung selama 4 tahun. Jangka waktu pembangunan, mulai pembangunan tahun 2011 - 2021, target RPJMN tahun 2015 - 2019 dan operasional 4 September 2020.
“Meningkatkan aksebilitas transportasi mendorong konektifitas dan pariwisata Toraja," kata Kristian.
Secara rinci Kristian menjelaskan, anggaran bersumber dari APBN dalam 4 tahun. APBN 2012 Rp2.614.252.000 pekerjaan cut and fill dan di tahun yang sama Rp49.480.000.000 pekerjaan cut and fill.
Pada APBN 2013 menelan Rp40.000.000.000 pekerjaan cut and fill disusul APBN 2014 sebesar Rp59.140.260.000 pekerjaan cut and fill
APBN 2015 menghabiskan Rp83.96.260.000 pekerjaan tanah dan Rp15.789.090.000 pekerjaan dinding penahan tanah. APBN 2018 : Rp160.000.000.000 pekerjaan borpile and box culvert
APBN 2019 menelan Rp250.000.000.000 pekerjaan borpile and box culvert dan APBN 2020 Rp170.000.000.000 pekerjaan terminal sisi darat dan runway 1600 Meter.