Kamis, 17 Juni 2021 11:15

Terawan Ngotot Uji Klinis Vaksin Nusantara, BPOM Lepas Tangan

Ilustrasi (int)
Ilustrasi (int)

BPOM tidak bisa memberikan izin kelanjutan uji klinis vaksin Nusantara lantaran penelitian disebut tak sesuai dengan kaidah klinis.

JAKARTA, PEDOMANMEDIA - Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI berlepas diri dari keinginan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang ngotot melanjutkan uji klinis tahap 3 vaksin Nusantara. BPOM tetap pada simpulan awal bahwa vaksin Nusantara hanya sebatas riset.

"Sudah bukan melalui jalur kami badan POM. Karena bukan produk yang akan digunakan massal, diproduksi massal. Tapi itu pelayanan individual, jadi bukan melalui badan POM," kata Kepala BPOM Penny K Lukito, dikutip dari CNNIndonesia.

Dalam Nota Kesepahaman bersama Kementerian Kesehatan, BPOM, dan TNI AD, sebelumnya disepakati bersama vaksin Nusantara akhirnya hanya untuk kepentingan riset dan berbasis layanan saja. Penny kembali menegaskan status vaksin Nusantara ini menanggapi protes eks Menkes Terawan yang menyayangkan uji klinis penelitiannya tidak bisa berlanjut.

Baca Juga

"Karena itu kan pelayanan, ya ke Balitbangkes di Kemenkes," sambungnya.

Dikutip detikcom, BPOM tidak bisa memberikan izin kelanjutan uji klinis vaksin Nusantara lantaran penelitian disebut tak sesuai dengan kaidah klinis, dan tak kunjung ada perbaikan dari para peneliti. Peneliti vaksin Nusantara juga diketahui tidak melakukan uji klinis pada hewan terlebih dulu, padahal hal tersebut menjadi syarat uji klinis pengembangan vaksin COVID-19.

Izin BPOM yang tak kunjung turun kembali dipersoalkan dalam rapat bersama Komisi VII DPR, para anggota Komisi VII mendukung vaksin Nusantara melanjutkan uji klinis ke tahap ketiga usai eks Menkes Terawan membeberkan sejumlah klaim vaksin Nusantara. Termasuk bisa melawan semua varian baru Corona hingga aman digunakan pada usia anak di bawah 18 tahun.

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto percaya diri vaksin Nusantara memiliki metode penelitian yang efektif untuk mengakhiri pandemi di Tanah Air. Ia hanya butuh kepercayaan pemerintah agar ini bisa diterima publik.

"Uji klinis vaksin Nusantara mengikuti kaidah baru. Kita dengan metode dendritik dan ini belum pernah dikerjakan oleh vaksin vaksin Covid-19 sebelumnya," terang Terawan dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (16/6/2021).

Sejauh ini efektivitas vaksin dinilai masih rendah. Karena itu vaksin Nusantara menggunakan kaidah-kaidah berbeda dalam uji klinis. Kaidah baru ini terbukti efektif.

"Karena disuntikkan ke badan kita itu dendritik sel kita sendiri. Bukan dari orang lain," jelasnya.

Lantas apakah vaksin Nusantara buatan dalam negeri atau Amerika? Terawan mengatakan, itu tergantung persepsi. Menurutnya, para peneliti memahami betul cara pembuatannya sehingga publik bebas menilai apakah vaksin benar buatan anak bangsa atau produksi Amerika.

Karena di dalamnya memang melibatkan peneliti Amerika dan Indonesia. Tetapi kata dia, bukan itu yang penting. Yang terpenting adalah semua punya good way, dan tujuan yang sama. Yakni mengakhiri pandemi ini.

Terawan bahkan menegaskan vaksin Nusantara adalah solusi untuk mengakhiri pandemi COVID-19. Ia mengaku hal ini berdasarkan hipotesis di dunia yang mengatakan vaksin berbasis dendritik erat kaitannya dengan the beginning of the end.

Terawan juga mengatakan salah satu cara menuntaskan wabah COVID-19 adalah tercapainya herd immunity. Sementara itu, vaksin Nusantara disebutnya dalam uji klinis tahap awal terbukti membentuk imunitas tubuh yang bertahan hingga tiga bulan, dan akan diuji lebih lanjut untuk melihat apakah selama enam bulan imunitasnya tetap tinggi.

Editor : Muh. Syakir
#Terawan Agus Putranto #BPOM #Vaksin Nusantara
Berikan Komentar Anda