Senin, 12 Juli 2021 07:36

Dampak PPKM Darurat, RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi di Atas 4%

Ilustrasi (int)
Ilustrasi (int)

Pengamat tidak yakin pemerintah mampu mengembalikan prospek ekonomi tahun ini. Apalagi sampai menargetkan pertumbuhan di atas 4%.

JAKARTA, PEDOMANMEDIA - Indonesia sulit mencapai proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 4% jika PPKM Darurat diterapkan berkepanjangan. Sejumlah sektor penopang justru diramal melambat.

"PPKM Darurat akan membuat sektor sektor penopang ekonomi tidak produktif. UMKM akan terdampak, industri sampai jasa juga ikut terimbas," terang pengamat ekonomi, Sjamsul Ridjal dalam keterangan tertulis, Senin (12/7/2021).

Menurut Sjamsul, PPKM Darurat banyak membatasi pergerakan arus barang dan jasa. Sirkulas distribusi yang mengalami hambatan membuat biaya operasional naik dan memperlambat produktivitas.

Baca Juga

Pada gilirannya, lanjut Sjamsul, jika kondisi ini berkepanjangan akan memberi tekanan pada sektor usaha. Biaya operasional membangkak, produksi melemah dan akhirnya satu satunya upaya untuk tetap bertahan adalah memangkas karyawan.

"Ujungnya adalah pengurangan karyawan. Dan akan terulang kembali kondisi seperti tahun lalu saat terjadi PHK besar besaran," papar Sjamsul.

Karena itu Sjamsul tidak yakin pemerintah mampu mengembalikan prospek ekonomi tahun ini. Apalagi sampai menargetkan pertumbuhan di atas 4%.

"Tahun ini bisa bertahan di posisi 3% saja sudah bagus. Karena ini tahun pemulihan. Kalau sampai Agustus PPKM masih diperpanjang maka pemulihan akan sampai akhir tahun," jelasnya.

Sjamsul menyarankan agar upaya terpenting sekarang adalah menjaga konsumsi. Jangan sampai kembali terpuruk dan memicu resesi.

Dalam proyeksi, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi RI akan menyentuh level positif 4% di akhir tahun. Kasus Corona yang kembali memuncak, diyakini tidak akan merusak skenario penanganan ekonomi.

"PPKM darurat tidak akan sampai membuat pertumbuhan ekonomi jatuh. Target sampai 4% tetap memungkinkan dicapai pada akhir tahun," terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Ia mengatakan, dengan berbagai kebijakan yang ada, sektor sektor ekonomi akan lebih baik. Dampak dari berbagai stimulus muktisektor akan membuat pertumbuhan ekonomi lebih baik.

Dia mengatakan, Indonesia terbantu dengan surplus neraca perdagangan yang surplus selama 13 bulan berturut-turut. Di mana hal tersebut ditopang oleh peningkatan harga-harga komoditas.

Selain itu, ekspor selain CPO dan turunannya dari logam, dari copper dan turunannya, juga ada yang terkait dengan perhiasan.

Tantangan paling utama terjadi di kuartal III. Sebab, kuartal III sebelumnya diprediksi lebih tinggi dibanding kuartal II.

Dia menjelaskan, dengan PPKM darurat diproyeksi membuat sektor konsumsi akan turun. Maka itu, anggaran pemerintah diandalkan agar konsumsi bisa didorong di atas 5,6%. Hal itu harus konsisten diikuti di kuartal IV.

Airlangga juga mengingatkan momentum investasi mesti dijaga dengan pertumbuhan di antara 4-5%. Kemudian, ekspor harus dipertahankan di kisaran 12-14%.

"Dengan begitu pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 antara 3,7 hingga 4,4%. Maka kita berharap di akhir tahun ini range pertumbuhan ini kita bisa jaga antara 3,7 sampai dengan 4,4%," katanya.

Editor : Muh. Syakir
#Pertumbuhan Ekonomi #Menko Perekonomian Airlangga Hartarto #ppkm darurat
Berikan Komentar Anda
Epaper
Cover Epaper
Populer