Dari 50 Ribu Sedekah Pohon Hingga Gerakan Ketahanan Pangan
Bertempat di lapangan Merdeka Watampone, Rabu 27 Maret 2024. Pohon pohon kecil berjejer rapi yang kelak akan menjadi penyaksi kelestarian alam di Sulawesi Selatan. Deretan pohon mungil ini akan dibagikan kepada puluhan ribu warga yang memadati Lapangan Merdeka.
Bertempat di lapangan Merdeka Watampone, Rabu 27 Maret 2024. Pohon pohon kecil berjejer rapi yang kelak akan menjadi penyaksi kelestarian alam di Sulawesi Selatan. Deretan pohon mungil ini akan dibagikan kepada puluhan ribu warga yang memadati Lapangan Merdeka.
Semula Gubernur Bahtiar Baharuddin hanya akan membagikan 20 ribu pohon. Namun gaung bersambut, saling sahut menyahut dari berbagai penjuru mata angin. Sehari jelang kegiatan banyak pihak yang menawarkan diri untuk bersedekah pohon. Yang pada akhirnya bertambah terus menerus hingga mencapai 50 ribu pohon.
Tak cukup sejam, pohon pohon tersebut tersebar. Saat dalam perjalanan menuju Lapangan Merdeka saya melihat banyak warga yang menenteng pohon pohon kecil ini, dua hingga tiga pohon mereka bawa pulang. Jejeran yang terlihat rapi sejak pagi pun ludes terbagi. Artinya, warga sangat senang dan antusias menyambut program Gubernur Bahtiar yang men sedehkankan "50 ribu pohon" untuk kelestarian alam di Sulsel. Bahtiar bilang
Program ini sesuai arahan Presiden Jokowi dan progran strategic nasional untuk merawat dan menjaga ekosistem alam serta selaras gerakan global dunia internasional menurunkan emisi karbon.
Sedekah pohon pertamakalinya digaungkan Bahtiar saat pidato di Masjid Al Markaz Al Islami Makassar pada malam kedua Ramadan 2024. Bahtiar prihatin sebab kurang lebih 2/3 alam atau tanah Sulsel sudah rusak atau kemampuannya telah menurun. _“kita lihat di banyak tempat. Di Sinjai longsor, di Luwu. Ada juga banyak banjir. Kenapa, karena alam yang begitu indah di Sulsel sudah tidak ada pohonnya yang mengikat gunung dan bebatuan,_” lirihnya.
Berdasarkan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), BNPB, wilayah Provinsi Sulawesi Selatan pernah mengalami 1189 kali kejadian bencana dalam 20 tahun terakhir. Berdasarkan hasil pengkajian bahaya terhadap potensi bencana, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi bahaya dengan indeks bahaya pada kelas tinggi untuk jenis bencana banjir, banjir bandang, gelombang ekstrim dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, tanah longsor.
Maka dari itu selama Bahtiar menjabat sebagai gubernur yang ditugasi oleh negara, dia pun tak akan menyia menyiakan waktu untuk kampung halamannya ini. Bergerak terus dan bekerja pantang lelah. Kadang saya, beberapa teman dari Pemprov berdiskusi bersama Pj Bahtiar hingga larut malam. Kita membahas dan mendiskusikan Sulsel sambil sesekali menyeruput kopi dan tentunya ada sepiring pisang goreng.
Sobat sobat semua. Membagi 50 ribu pohon di Bone beberapa hari lalu adalah rangkaian kolosal Gerakan Bahtiar soal Ketahanan Pangan sepanjang 2024. Kita akan membagi tiga juta pohon sukun dan dua juta pohon nangka. Telah terbagi di beberapa kampung dan kabupaten. Jangan heran saudara saudaraku di Sulsel jika Pj Bahtiar kadang dua hingga tiga kali berkunjung ke satu kawasan. Menanam, membawa bibit, menyiram dan mengecek bagaimana progres tanaman tersebut._
_“Jika ini dilakukan maka Sulsel sebagai paru-paru alam dan sumber kehidupan masyarakat Sulsel hari ini dan ke depan,"_ harap Bahtiar.
Akhir dari tulisan ini saya mengutip quote mantan Presiden Afrika Selatan
Nelson Rolihlahla Mandela, *"Seorang pemenang adalah pemimpi yang tidak pernah menyerah"*