Busrah Abdullah Memohon B1-KWK PAN Sehati Dianulir
Perjuangan yang begitu besar baik secara fisik maupun finansial, Busrah merasa dirinya telah didzalimi oleh keputusan ini.
MAKASSAR, PEDOMANMEDIA - B1-KWK PAN ke pasangan Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Sehati), membuat Busrah Abdullah kecewa berat.
Mantan bakal calon Wali Kota Makassar ini merasa didzalimi, karena mengaku sudah berdarah-darah sejak mendirikan PAN di Kota Makassar.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Makassar ini memohon agar B1-KWK PAN yang direbut pasangan Sehati masih bisa dianulir kembali di KPU Makassar.
"Ini kan masih ada perbaikan di KPU. Sesungguhnya kami sudah mendaftar tapi tanpa disertai B1-KWK. Oleh karena itu saya bersama Pak Arwan Tjahjadi memohon kepada DPP PAN agar meninjau kembali B1-KWK yang sudah dikeluarkan untuk Andi Seto Asapa. Saya memohon dengan sangat agar bisa dianulir," ungkap Busrah Abdullah saat menggelar konfrensi pers di Losari Beach Hotel Makassar, (30/8/2024).
Sebagai salah satu pendiri PAN di Sulsel, ia menyebut bahwa perjuangannya membesarkan PAN selama ini seolah tidak dihargai.
"Saya ini adalah pendiri PAN tulen. Kami ini berdarah-darah memimpin dan membesarkan PAN di Sulsel. Sejarah berdirinya PAN di Sulsel, khususnya di Kota Makassar, kami ini yang berperan kepada kader-kader," lanjutnya.
Busrah juga mengungkapkan rasa malunya kepada masyarakat Kota Makassar. Selama beberapa tahun terakhir, ia telah melakukan sosialisasi untuk maju di Pilwali Kota Makassar dengan penuh keyakinan.
"Kami sangat malu kepada masyarakat Kota Makassar. Beberapa tahun ini kami melakukan sosialisasi untuk maju di Pilwali, karena kami yakin bisa maju. Persoalan menang kami serahkan kepada Allah yang maha kuasa," ujarnya.
Dia juga memohon kepada DPP PAN untuk mengubah keputusan terkait B1-KWK yang berlabuh ke Sehati.
"Sekali lagi saya mohon kepada bapak-bapak, saudara-saudaraku di DPP pusat, ubahlah B1-KWK itu. Saudara kami Andi Seto Asapa tidak pernah mengurus PAN di Sulsel," tegasnya.
Busrah menggarisbawahi bahwa aturan partai mengharuskan mengutamakan dukungan diberikan kepada kader, bukan kepada orang luar yang tidak punya kaitan dengan PAN.
"Aturannya ketika ada kader maju ini AD/ART partai tidak ada kata lain untuk diserahkan kepada yang bukan kader. Sedangkan Andi Seto Asapa bukan kader sama sekali dan tidak ada kaitannya dengan PAN," ucapnya dengan rasa kecewa.
Dengan perjuangan yang begitu besar, baik secara fisik maupun finansial, Busrah merasa dirinya telah didzalimi oleh keputusan ini.
"Saya ini kader tulen. Saya berdarah-darah memimpin PAN, mendirikan PAN, membiayai PAN dengan uang pribadi yang bermiliar-miliar, berpuluh-puluh milliar. Kok saya dikasih begini?," pungkasnya dengan penuh kekecewaan.
Busrah juga menyinggung asas PAN yang berlandaskan akhlak politik dan agama, dan mempertanyakan apakah keputusan yang diambil telah mencerminkan nilai-nilai tersebut.
"Apakah dengan adanya B1-KWK PAN diberikan kepada Andi Seto Asapa berakhlak ataukah akan membawa rahmat? Saya didzalimi, saya mohon jangan karena mungkin calon atau pengurus lain yang punya kepentingan pribadi sehingga saya didzalimi," tutupnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5