Vaksin Corona Masih Diragukan, Jika Ada Efek Samping Harus Dihentikan
Sampai sekarang vaksin yang akan masuk dari berbagai negara belum ada yang benar-benar menjamin tanpa efek samping. Bahkan dari beberapa simulasi, ada vaksin yang gagal di fase akhir.
JAKARTA, PEDOMANMEDIA - Sejumlah kandidat vaksin Corona siap dipasok ke Indonesia akhir tahun nanti. Meski telah melewati uji klinis fase akhir, vaksin vaksin itu masih diragukan tak memberi efek samping pada pasien.
Karena itu BPOM diharapkan melakukan proteksi terhadap kemungkinan itu.
"BPOM harus mengawal proses vaksinasi nanti. Kita tidak tahu sebesar apa risiko vaksin. Jika memberi risiko tinggi dengan efek di luar perkiraan medik ya mesti dihentikan," ujar Winarno Dalli, peneliti kesehatan masyarakat, Kamis (29/10/2020).
Winarno mengatakan, sampai sekarang vaksin yang akan masuk dari berbagai negara belum ada yang benar-benar menjamin tanpa efek samping. Bahkan dari beberapa simulasi, ada vaksin yang gagal di fase akhir.
"Ada yang memiliki efek samping besar. Sehingga dihentikan. Ada juga yang sukses pada hewan tapi gagal saat uji coba pada manusia," katanya.
Menurut dia, BPOM bertanggung jawab dalam mengawasi sampai ke tahap vaksinasi. BPOM juga mesti melakukan koreksi terhadap rencana memasok vaksin dalam waktu dekat jika itu justru dianggap berisiko.
Winarno menyarankan agar vaksinasi tak perlu terburu-buru. Pemerintah lebih baik menundanya sampai percobaan di negara lain sukses.
Togi J Hutadjulu, Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, proses vaksinasi, dari izin sampai efeknyav akan diawasi BPOM. Kata dia, bila terdapat peningkatan frekuensi efek samping, maka Badan POM berwenang malakukan penghentian dan kajian ulang.
Dari laporan yang ada tercatat ada 44 kandidat vaksin Corona yang tengah menjalani uji klinis. Beberapa ada di tahap akhir yakni fase III. Sebanyak 154 kandidat vaksin lainnya masih dalam tahap uji preklinis.