Pasca Covid-19, Fokus Presidensi G20

Sesuai prediksi, serangan virus corona varian Omicron yang menyebabkan Covid-19 gelombang ketiga di Indonesia mencapai puncak pada akhir Februari atau awal Maret 2022. Kini kasus Covid-19 terus berkurang.
Sesuai prediksi, serangan virus corona varian Omicron yang menyebabkan Covid-19 gelombang ketiga di Indonesia mencapai puncak pada akhir Februari atau awal Maret 2022. Kini kasus Covid-19 terus berkurang. Entah kebetulan atau tidak mengenai angka 19, kini kita fokus ke angka 20 yaitu The Group of Twenty yang lebih dikenal dengan G20, yaitu forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju.
G20 dibentuk pada tahun 1999 atas inisiasi negara-negara anggota G7. Anggota G7 tersebut adalah Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang. Latar belakang pembentukan forum ini berawal dari terjadinya krisis keuangan 1998. Selain itu muncul pendapat pada forum G7 mengenai kurang efektifnya pertemuan itu bila tidak melibatkan kekuatan-kekuatan ekonomi lain agar keputusan-keputusan yang mereka buat memiliki pengaruh yang lebih besar dan mendengarkan kepentingan-kepentingan yang barangkali tidak tercakup dalam kelompok kecil itu. Kelompok ini menghimpun hampir 90% produk nasional bruto (PNB, GNP) dunia, 80% total perdagangan dunia dan dua per tiga penduduk dunia.
Anggota G20 terdiri negara-negara dari berbagai kawasan di dunia. G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis yang berdampak global. Anggota G20 tersebut antara lain adalah Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brazil, Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Australia, dan Uni Eropa.
G20 tidak memiliki sekretariat tetap, karena itu koordinasi untuk menjaga kesinambungan dipegang oleh Troika yang terdiri dari negara presidensi berjalan, negara presidensi sebelumnya, dan negara presidensi berikutnya. Kata troika berasal dari Bahasa Rusia yang artinya tiga serangkai. Anggota Troika G20 saat ini terdiri dari Indonesia, Italia (presidensi sebelumnya), dan India (kandidat presidensi berikutnya).
Forum G20 membahas dua arus isu yakni Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track adalah jalur pembahasan dalam fórum G20 yang berfokus pada fokus isu keuangan. Pertemuan-pertemuan pada Finance Track dihadiri oleh Menteri Keuangan hingga Gubernur Bank Sentral dari masing-masing negara anggota. Adapun Sherpa Track adalah jalur pembahasan dalam forum G20 di bidang-bidang yang lebih luas di luar isu keuangan. Pembahasan dalam Sherpa Track lebih luas, lebih dalam dan mendetail.
Pertemuan-pertemuan dalam jalur ini dihadiri oleh delegasi-delegasi dari masing-masing negara anggota dalam tiga jenis pertemuan, yaitu pertemuan working group, engagement group, hingga pertemuan tingkat Menteri.
Salah satu kesuksesan G20 terbesar adalah dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global 2008. G20 telah turut mengubah wajah tata kelola keuangan global, dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi, dalam skala sangat besar
Kembali pada masalah Covid-19, G20 juga telah turut berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19. Inisiatif G20 dalam penanganan pandemi mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, Injeksi penanganan Covid-19 sebanyak lebih dari 5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan/ penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-obatan.
Indonesia ditetapkan pada Riyadh Summit 2020 dan memegang presidensi G20 sejak serah terima dari Italia pada 31 Oktober 2021 di kota Roma, Italia. Secara resmi Presidensi G20 Indonesia dimulai tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan serah terima presidensi berikutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada akhir tahun 2022. KTT G20 tahun ini akan dilaksanakan di Bali.
Presidensi G20 tahun 2022 merupakan yang pertama bagi Indonesia selama bergabung menjadi anggota G20 sejak forum internasional tersebut dibentuk pada 1999. Saat itu Indonesia dinilai sebagai emerging economy yang mempunyai ukuran dan potensi ekonomi sangat besar di kawasan Asia. Indonesia adalah satu-satunya anggota ASEAN yang menjadi anggota G20 yang berperan penting dalam pemulihan kesehatan dan perekonomian dunia. Indonesia menduduki peringkat 10 dalam daftar paritas daya beli (Purchasing Power Parity) di antara anggota G20. Indonesia juga dinilai sebagai kekuatan pasar baru (New Established Emerging Market) dengan PDB di atas US$ 1 Triliun.
Indonesia yang memegang Presidensi G20 kali ini, mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Tema tersebut bermakna, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu dan saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi, yaitu sekitar 20 tahun sekali dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan perekonomian Indonesia. Pertemuan G20 di Indonesia menjadi sarana memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
Untuk itu, mari kita dukung dengan sepenuh hati dan segenap fungsi kita masing-masing, keberhasilan Indonesia tercinta sebagai Presidensi G20 Tahun 2022.
Disclaimer : "Tulisan ini adalah pendapat pribadi penulis dan tidak merepresentasikan sikap atau pendapat tempat penulis bekerja".