Jumat, 01 Januari 2021 08:43

APBD Sulsel Defisit Rp 1 T, NA Yakin Ekonomi Lebih Kebal di 2021

Nurdin Abdullah
Nurdin Abdullah

Tahun 2021 Sulsel bisa mendorong kembali investasi. Karena di beberapa komoditas mulai membaik. Ekonomi diperkirakan akan lebih kebal.

MAKASSAR, PEDOMANMEDIA - APBD Sulawesi Selatan 2021 defisit lebih dari Rp 1 triliun. Kondisi ini diyakini Gubernur Nurdin Abdullah tak akan memengaruhi proses pemulihan ekonomi.

"Dari banyak indikator terlihat bahwa kita punya prospek tahun 2021. Investasi, komoditas kita berjalan lebih bergairah," papar NA, Kamis (31/12/2020).

APBD 2021 ditetapkan sebesar Rp 10 triliun. Sektor-sektor pembangunan seperti infrastruktur, ekonomi dan investasi diharapkan segera pulih dalam satu tahun ke depan.

Baca Juga

"2021 ekonomi kita lebih kebal karena sektor-sektor prioritas menjadi lebih terencana. UMKM kita juga harapkan bisa bangkit menopang ekonomi daerah," kata NA.

Sebelumnya NA mengakui resesi sejak Oktober lalu memberi kontraksi cukup hebat pada ekonomi daerah. Namun, iklim investasi berpeluang diperbaiki di 2021.

"Potensi kita untuk membangun kembali ekonomi terbuka sekali. Sulsel ini termasuk daerah yang masih bisa menjaga stabilitas keuangan di tengah pandemi," ujarnya.

Menurut NA, pada beberapa sektor, Sulsel menunjukkan performa cukup apik. Terutama karena bisa mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi, di saat pertumbuhan ekonomi nasional jatuh di bawah minus 5.

"Tahun 2021 kita berharap bisa mendorong kembali investasi dan menormalkan ekspor. Karena di beberapa komoditas kita ini bagus. Pangan kita juga terjaga dengan baik," paparnya.

Kata NA yang menjadi fokus saat ini bagaimana memulihkan UMKM. Sebagai penyangga krisis, UMKM harus dibangkitkan kembali setelah mengalami keterpurukan akibat pembatasan sosial selama 2020.

2020 menjadi tahun kejatuhan ekonomi nasional. Indonesia akhirnya resmi jatuh dalam resesi pada November silam.

Pertumbuhan ekonomi ada di angka minus 3,49%. Meski ada kenaikan dibanding kuartal kedua yang berada di angka minus 5%, namun ini tak menyelamatkan RI dari jurang resesi.

Pengamat ekonomi Sjamsul Ridjal melihat, kontraksi akan lebih kuat di akhir tahun dan resesi bisa memuncak pada 2021. Jika tak ada upaya pemulihan yang lebih cepat maka daya beli akan menurun sangat tajam.

"Bisa bisa nanti masyarakat untuk beli cabe pun susah. Mungkin uang ada tapi masyarakat memilih menyimpan. Ini kondisi psikologis yang akan terjadi saat ekonomi terpuruk," kata Sjamsul.

Sjamsul menjelaskan, stimulus yang digulirkam pemerintah hanya sedikit menolong menaikkan konsumsi. Tak bisa secara komprehensif. Karena kata dia, terjadi kekhawatiran akan memburuknya situasi jika pandemi tak juga berakhir di 2021.

"Isu pandemi ini paling merusak konstruksi ekonomi kita. Kalau isu itu terus pasti akan lebih buruk. Apalagi di Eropa pandemi digambarkan begitu mengerikan," katanya.

Sjamsul juga memperkirakan, 2021 akan terjadi gejolak ketenagakerjaan karena perusahaan gagal kinerja. Dampak terburuknya adalah PHK massal.

Editor : Muh. Syakir
#APBD Sulsel #Ekonomi Kebal Krisis #Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah
Berikan Komentar Anda