DPRD Kritik Sekdis Kesehatan Torut Tutupi Dana BOK: Jangan-jangan Ada Main

Menurut Julianto, tidak ada yang perlu ditutupi. Sebab BOK nomenklaturnya jelas.
TORUT, PEDOMANMEDIA - Anggota DPRD Toraja Utara dari Fraksi Gerindra Julianto Mapaliey mengkritik sikap Sekretaris Dinas Kesehatan Torut Irawaty yang menutupi data penggunaan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 2024. Julianto menyebut, sikap Irawaty justru akan memunculkan banyak spekulasi.
"Harusnya Sekdis Irawaty membuka diri ke media menyampaikan apa - apa saja yang mereka beli dari dana BOK yang Rp5 miliar itu. Jangan justru melarang kepala kapus menyampaikan, karena sekarang kita berada di era keterbukan publik. Kalau beliau larang itu jadi pertayaan ada apa," ujar Cuplis, sapaan Julianto, kepada PEDOMANMEDIA, Senin (23/12/2024).
Menurut Julianto, tidak ada yang perlu ditutupi. Sebab BOK nomenklaturnya jelas.
"Kan itu program pusat. Jadi jelas dananya dianggarkan ke mana. Kalau ditutupi artinya ada yang tidak benar di situ. Jangan-jangan ada main," ucap Cuplis.
Cuplis juga mengingatkan, publik berhak tahu sasaran dana BOK. Ia juga meminta inspektorat dan APH menyelidiki dana BOK Torut.
"Jadi sekali lagi saya minta dinkes terbuka. Supaya tidak ada unsur unsur lain, media juga tahu, APH juga tahu, karena saya rasa kalau namanya anggaran negera wajib hukumnya publik tahu tidak boleh tidak," tegas Julianto.
Kepala Dinas Kesehatan Toraja Utara Elisabeth mengaku mengetahui persis rincian pencairan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun ini. Elizabeth menyebut, mengenai rincian dan realisasi pencairan dana menjadi tanggung jawab PPTK.
Menurut Elisabeth, ia belum tahu persis rincian anggaran Rp5 miliar dialokasikan ke mana. Ia mengaku belum menerima rekapan SPM.
"Pastinya SPM saya yang tanda tangan. Isi kegiatan di SPM saya tahu, jumlah yang dibayarkan juga saya tahu. Tapi saya tidak membuat rekapan dari SPM (rekap kegiatan, rekap pembayaran). Karena selesai di PPTK," ungkap Elisabeth.
Sebelumnya terungkap bahwa anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Pangalla', Kabupaten Toraja Utara mencapai Rp1,2 miliar di 2024. Dari anggaran ini, sekitar Rp800 juta habis untuk program masak-masak di beberapa lembang.
Selain untuk masak-masak, sebagian juga dialokasikan untuk menutupi biaya operasional petugas kesehatan.
Hal ini diungkapkan Kepala Puskesmas Pangalla', Jhon Padidi, Kamis (19/12/2024). Jhon menuturkan, anggaran yang digunakan sesuai dengan juknis dari pusat.
"Jadi saya mau sampaikan bahwa dana BOK yang kami kelola sebanyak Rp1,2 miliar. Kami belanjakan sesuai dengan petunjuk dari pusat karena juknisnya dari sana," kata Jhon.
Jhon menjelaskan bahwa dari anggaran Rp1,2 miliar sekitar Rp400 juta digunakan untuk kegiatan PMT. Sisanya sekitar Rp800 juta habis untuk menjalankan program mengajar ibu - ibu masak di lembang.
"Selain itu, juga untuk menutupi biaya operasional kami. Anggaran kegiatan pemberian makanan tambahan ke ibu hamil KEK (Kekurang Energi Kalori) mereka dimasakan makanan oleh kader anggaran Rp400 juta lebih, sedangkan yang lainnya untuk kegitan formatif di dalamnya kegiatan vaksinasi dan penyuluhan kemudian insentif berbasis kinerja puskesmas," beber Jhon.
Jhon mengaku, sebenarnya data-data ini dilarang untuk dipublikasikan ke media. Namun dirinya justru ingin membukanya agar diketahui publik.
"Tadi saya dihubungi anggota saya katanya Sekretaris Dinas (Sekdis Kesehatan Torut) menelepon dari dalam supaya data BOK jangan disampaikan ke media. Tapi saya tidak terlalu peduli dengan tekanan begitu. Saya buka saja karena ini kan memang harus diketahui publik," kata Jhon.