Rabu, 13 Januari 2021 07:41

Prof Idrus Kritik Rudy: Terancam ke Zona Merah, Jam Malam Malah Longgar

Prof Idrus Paturusi
Prof Idrus Paturusi

Angka penambahan sejak akhir Oktober berada di atas rata-rata. Secara grafik, sebenarnya Makassar sedang kembali ke zona merah.

MAKASSAR, PEDOMANMEDIA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar mengkritik kebijakan Pj Wali Kota Rudy Djamaluddin yang melonggarkan pembatasan jam malam. Langkah ini dinilai berisiko di saat laju penyebaran wabah makin tinggi.

"Langkah pj wali kota tak tepat. Sangat bertentangan dengan kondisi di lapangan. Kasus makin tinggi sekarang tapi pembatasan aktivitas malah dilonggarkan," kata Dewan Pertimbangan IDI, Idrus Paturusi, Selasa (12/1/2021).

Mantan Rektor Unhas ini mengungkapkan, kebijakan Rudy kontradiktif. Saat ini laju penyebaran pandemi masih memuncak. Makassar sedang mengalami penyebaran berkelompok atau klaster pada perkantoran.

Baca Juga

Angka penambahan sejak akhir Oktober berada di atas rata-rata. Idrus menyebut, secara grafik, sebenarnya Makassar sedang kembali ke zona merah.

"Dengan membuka aktivitas lebih longgar, bisa mendorong kembali naiknya kasus aktif. Harusnya ini dipikirkan. Kemarin satu lagi dokter gugur. 3 profesor juga meninggal minggu lalu. Ini menandakan Covid tak main-main," jelasnya.

Kata Idrus, yang dikhawatirkan jika nakes yang berada di garda terdepan justru berjatuhan. Belum lagi kapasitas rumah sakit yang makin terbatas. Tempat tempat isolasi juga tidak bisa lagi menampung jumlah pasien yang membeludak.

"Kalau nakes berjatuhan. Rumah sakit penuh, kita tidak bisa apa apa lagi. Pelayanan bisa lumpuh," jelasnya.

Ini yang menurut Idrus sangat rentan. Situasi ini tak boleh diremehkan. Karena itu ia menilai kebijakan pelonggaran aktivitas sangat bertentangan dengan upaya penanggulangan pandemi.

"Sekali lagi pelonggaran harus dikaji ulang," tandasnya.

Sebelumnya Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin memberlakukan jam malam dalam dua tahap. Tahap pertama dimulai 24 Desember hingga 3 Januari. Lalu jam malam diperpanjang lagi hingga 11 Januari.

12 Januari kemarin Rudy mencabut pembatasan jam malam hingga pukul 19.00. Kebijakan dilonggarkan. Jam malam dibatasi hingga pukul 22.00.

Rudy mengakui keputusan melonggarkan jam malam bukanlah opsi ideal. Tapi langkah itu harus ditempuh demi menyelamatkan ekonomi masyarakat.

"Tidak ada lagi kepentingan individu di sini. Semua kita lihat dari berbagai sisi. Bahwa Corona memang harus kita kendalikan. Tapi di sisi lain ada ekonomi yang harus didukung," terang Rudy saat berbicara di depan para stakeholder Pemkot Makassar, Selasa (12/1/2021).

Rudy mengungkapkan, pembatasan kegiatan masyarakat dilaksanakan demi untuk kepentingan bersama. Agar laju penyebaran Corona bisa ditekan.

Tetapi pemerintah tidak pernah melupakan perspektif ekonomi. Karena kata dia, ini juga menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Artinya, terukur itu jangan pemulihan ekonomi lantas juga menambah beban kita di dalam mobilitasnya. Oleh karenanya jam malam kita perlonggar sedikit agar ekonomi bisa terus bergerak," jelasnya.

Menurut Rudy, pelonggaran itu juga didasarkan pada analisis epidemiologi. Di mana telah memberikan hasil monitoring bahwa saat ini telah terlihat hasil dari pembatasan selama dua pekan. Setidaknya langkah memperlambat potensi penularan.

"Walaupun belum menurun, saat ini kita lihat kurvanya mulai landai. Tidak terus naik kayak tangga. Jadi kita ambil pertimbangan ekonomi, ekonomi juga tidak terlalu tertekan di satu sisi kita menjaga kelandaian ini dan kalau bisa berangsur-angsur turun seiring dengan tingkat kesembuhan yang semakin tinggi daripada yang terpapar," ungkapnya.

Rudy juga menginginkan agar pelonggaran ini tak membuat kepatuhan prokes menurun. Justru saat pelonggaran jam malam prokes harus lebih ketat.

Ia berharap kalangan pengusaha tidak abai. Rudy mengatakan, kurva yang melandai bisa tiba tiba naik jika kepatuhan menurun.

Editor : Muh. Syakir
#Zona Merah #Prof Idrus Paturusi #Pj Wali Kota Rudy Djamaluddin
Berikan Komentar Anda