Minggu, 04 Oktober 2020 10:44

Editorial

Teka-teki Rencana Nico di Balik Rp 100 M

Ilustrasi
Ilustrasi

Dalam usulan pinjaman, durasi pengembalian ditarget sampai 2030. Artinya masih akan terjadi dua kali pergantian kepemimpinan setelah Nico. Dua periode kepemimpinan akan terbebani oleh utang berdurasi panjang itu.

TATOR, PEDOMANMEDIA - Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanae bermanuver jelang cuti. Ia mengajukan pinjaman Rp 100 miliar untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi.

Tapi manuver Nico kandas. DPRD Tator mementahkannya. Bagi Dewan, pengajuan pinjaman dalam jumlah fantastik itu penuh teka teki. Apa sebenarnya rencana Nico, menjadi tanda tanya Dewan.

Dalih pemulihan ekonomi tak sepenuhnya bisa diterima. Dalam rincian surat tertera tentang dua item program yang menjadi sasaran Nico. Inipun dianggap sumir. Karena tidak terkait langsung dengan pandemi.

Baca Juga

Nico memproyeksikan dana Rp 100 miliar untuk 2 proyek fisik. Yakni pembangunan gedung satu atap dan penyelesaian infrastruktur jalan pariwisata.

Di sinilah sengkarut itu muncul. Sebab kedua program ini dinilai tak urgen dengan pemulihan ekonomi. Tiba-tiba Nico ngebet ingin menyelesaikan dua proyek itu. Proyek yang tak begitu mendesak.

Selanjutnya Dewan juga mempertanyakan kurva Corona di Tator. Tator tidak termasuk wilayah zona merah. Sehingga pinjaman dianggap tak terlalu mendesak.

Ada teka teki yang muncul soal waktu pengajuan pinjaman. Pinjaman yang diajukan jelang pilkada menjadi sangat spekulatif. Juga rentan.

Ragam spekulasi bisa muncul. Anggota Fraksi Demokrat DPRD Tana Toraja Kristian HP Lambe turut bicara soal rencana Nico. Ia menilai pinjaman itu timing-nya tak tepat. Karena dilakukan di tengah pilkada. Sementara Nico adalah peserta pilkada.

Nico yang berstatus calon bupati petahana di pilkada 2020 tidak diperkenankan mengajukan pinjaman. Publik bisa mengira-ngira ke mana dana itu bakal mengalir. Semua spekulasi itu harus dihindari.

Selama masa cuti kampanye Nico juga seharusnya benar benar lepas dari urusan birokrasi. Termasuk tidak lagi menyentuh wilayah anggaran.

Dari persyaratan pinjaman, Tator dinilai tak memenuhi kriteria. Baik secara pertimbangan finansial maupun psikologi. Pertimbangan finansial daerah yang berhak dapat pinjaman jika jumlah sisa pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman PEN daerah tidak melebihi 75 persen dari jumlah penerimaan umum APBD untuk tahun sebelumnya. Lalu selanjutnya harus memenuhi nilai rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman PEN daerah yang ditetapkan oleh pemerintah.

Tahun ini Tana Toraja masih harus menyelesaikan utang daerah yang cukup besar. Selanjutnya, pinjaman ini akam berdampak psikologi bagi pemerintahan selanjutnya.

Dalam usulan pinjaman, durasi pengembalian ditarget sampai 2030. Artinya masih akan terjadi dua kali pergantian kepemimpinan setelah Nico. Dua periode kepemimpinan akan terbebani oleh utang berdurasi panjang itu.

Banyak hal yang bisa memengaruhi pengembalian itu nanti. Bisa saja pengembalian akan membuat banyak program tersendat di masa datang. Apalagk rasio utang daerah Tator cukup tinggi.

Karenanya wajar jika Dewan mempertimbangkan usulan Nico. Nah akankah Nico melanjutkan teka teki ini?

Editor : Muh. Syakir
#Editorial #Bupati Tator Nicodemus Biringkanae #Pinjaman Rp 100 M
Berikan Komentar Anda